Sunday, January 28, 2007

subhanallah


*Air Tawar Segar di Kedalaman Samudera

"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (Q.S Al Furqan:53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton acara televisi `Discovery' pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli kelautan (oceanografer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam bawah laut untuk ditonton jutaan pemirsa di seluruh dunia.Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Fenomena ganjil itu membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi "Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan..." artinya "Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak bisa ditembus." Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas. Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhuma lu'lu`u wal marjaan" artinya "Keluar dari keduanya mutiara dan marjan." Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur'an memang sungguh-sungguh kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika ia pun memeluk Islam. Allahu Akbar...!Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air." Bila seorang bertanya, "Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?" Rasulullah s.a.w. bersabda, "Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran."

Saturday, January 20, 2007

Cara Mudah Merawat Kacamata

Cara Mudah Merawat Kacamata


Menjaga keawetan kacamata sebenarnya cukup mudah. Meski begitu, tetap saja banyak pengguna kacamata yang mengeluh tentang kondisi kacamatanya. Lensa tergores atau warna lensa yang memudar kerap menjadi masalah yang mengemuka. Mau tahu langkah mudah merawat kacamata? Ikuti tips berikut:- Ketika akan memakai atau melepaskan kacamata, peganglah kedua belah gagangnya. Dengan begitu, setelan kacamata tidak berubah. Bila sedang tidak digunakan, letakkan kacamata dalam posisi terbuka- Jangan lupa untuk membersihkan kacamata setelah Anda beraktivitas. Apalagi jika selepas berolahraga atau aktivitas lain yang mengeluarkan keringat. Untuk mencucinya, gunakan air sabun dan bilas dengan air bersih. Keringkan kacamata dengan tisu yang halus.- Untuk menghindari lecet atau goresan pada lapisan anti refleksi dan permukaan lensa, hindari membersihkan lensa dalam keadaan kering. Sebagai gantinya, cucilah lensa dengan sabun cuci tangan yang lembut lalu keringkan dengan tisu yang halus.- Simpanlah kacamata pada tempatnya. Masukkan kacamata pada kotak kacamata. Usahakan agar tidak menaruh kacamata di dalam saku ataupun tas tanpa perlindungan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. - Yang lebih penting dari merawat kacamata adalah merawat mata Anda sendiri. Istirahatkan sejenak mata Anda di tengah kesibukan bekerja atau menonton televisi. Pandanglah ke kejauhan untuk membuat mata beristirahat. Aturlah pencahayaan di ruangan Anda ketika akan menonton atau mengoperasikan komputer

Why Wooden Porch Railings Could Improve Your Home

Why Wooden Porch Railings Could Improve Your Home

Why Wooden Porch Railings Could Improve Your Home

Why WoodMerawat
Rambut di Musim Panas
Musim panas masih berlangsung. Terik mentari dan udara panas akan terus mendera. Inilah saat paling sering terjadinya kerusakan rambut. Rambut akan lebih sering berkeringat, belum lagi jika cahaya matahari langsung jatuh di kepala. Padahal, ketika menjalankan aktivitas harian sinar matahari terus menemani.Apa yang harus kita lakukan agar rambut tetap sehat? Anda dapat mengikuti tips berikut untuk menghindarkan rambut dari kerusakan sekaligus menghemat uang Anda. Hindari pemakaian produk lightening seperti Sun In. Kebanyakan, produk tersebut mengandung bahan peroksida atau garam metalik (metalic salt) yang merusak rambut.Bahan ini tergolong racun yang berbahaya. Anda disarankan untuk tidak berurusan dengannya. Intinya, biarkan rambut Anda tergerai alami. Kalau mau, Anda bisa melakukan highlight pada rambut. Dalam jangka panjang, Anda akan merasakan sikap disiplin ini akan menjadi cara perawatan yang jauh lebih murah.Berkeramas dengan sampo memang dapat menghilangkan garam metalik. Tetapi, bahan yang terkandung dalam sampo tersebut tidak begitu kuat untuk menyingkirkan garam tersebut secara keseluruhan. Sisa-sisa garam bisa dipastikan akan tertinggal di kulit kepala. Untuk menghilangkan sisa-sisa garam metalik itu gunakanlah conditioner rambut yang mengandung tabir surya. Terlebih jika Anda senang berenang. Kalau Anda tidak bisa menemukan conditioner dengan tabir surya, oleskan tabir surya biasa di rambut sebelum berenang. Jika gemar berenang, Anda perlu membersihkan rambut Anda dengan clarifier. Ini adalah produk yang daya pembersihnya jauh lebih kuat dari sampo. Clarifier dapat menghilangkan racun yang melengket di rambut Anda akibat campuran kaporit dan zat-zat pembersih air kolam lainnya.Karena daya kerjanya begitu kuat, clarifier tidak cocok digunakan tiap hari. Penggunaan yang disarankan sebaiknya hanya sekali atau dua kali seminggu. Jika kegiatan berenang hanya sesekali, Anda bisa mencuci rambut dengan sampo saja begitu selesai berenang. Yang penting, sampo yang Anda pakai untuk mencuci rambut setelah berenang harus dapat menyingkirkan klorin. en Porch Railings Could Improve Your Home
Bahagia dengan 5 AT

Hidup adalah perjuangan. Dan yang namanya perjuangan sangat dekat dengan pengorbanan. Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Para pahlawan, pejuang sejati adalah mereka yang paling banyak berkorban. Sedangkan pengorbanan identik dengan kesulitan, kesusahan, serta ketidaknyamanan. Dengan demikian, siapa pun yang hidup pasti akan berhadapan dengan aneka kesulitan dan kesusahan. Dengan kata lain, manusia yang hidup akan dihadapkan pada beragam ujian.
Saudaraku, sesungguhnya manusia itu teramat lemah. Ia tak kuasa bergerak, kecuali atas izin dan kehendak Allah. Kita pun tidak akan sanggup menghadapi beratnya ujian hidup tanpa bergantung kepada Dzat yang menguasai setiap kesulitan. Semakin kita bergantung kepada-Nya, insya Allah hidup kita akan semakin mudah.
Allah SWT berjanji, "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya." (QS Ath Thalaaq [65]: 2-3).
Menurut ayat ini, agar urusan kita dipermudah, agar hidup kita lapang, ternyata syaratnya hanya satu, yaitu takwa. Hanya dengan takwalah pintu-pintu pertolongan Allah akan terbuka lebar. Sumber-sumber kebahagiaan akan mudah kita raih. Mudah memang mengucapkan kata takwa, namun aplikasinya tidak semudah yang dibayangkan.
Sesungguhnya, takwa itu luas cakupannya. Bersungguh-sungguh untuk taat kepada-Nya termasuk salah satu makna takwa. Ada satu rumus agar kita bisa dekat dengan Allah, sekaligus meraih cinta-Nya. Kita sebuat "Rumus 5 AT".
Pertama, tekad yang sangat kuAT untuk meraih ridha Allah. Tekad jangan sekadar "kuat", tapi harus "sangat kuat". Jadikanlah Allah sebagai tujuan tertinggi hidup kita. Semua yang kita lakukan, bekerja, belajar, berumah tangga, dsb pastikan hanya untuk Allah semata. Apa pun risikonya.
Kedua, perbanyak tobAT. Sungguh, Allah teramat "gembira" melihat hamba-hamba yang betobat. Menurut Rasulullah SAW kegembiraan Allah melebihi kegembiraan seorang musafir yang menemukan kembali unta serta seluruh perbekalannya yang sempat hilang. Maka perbanyaklah tobat, basahi lisan kita dengan istighfar, tangisi dosa-dosa yang pernah kita lakukan, serta tanamkan dalam hati kebencian untuk melakukan dosa serupa.
Ketiga, jauhi maksiAT. Maksiat adalah hijab tebal yang akan menghalangi pertolongan Allah. Maksiat hanya akan terjadi bila ada niat dan kesempatan. Maka kendalikan hati sejak dari lintasan-lintasan buruk. Tutup sekecil apa pun peluang berbuat maksiat. Kendalikan mata, telinga dan lisan dari yang diharamkan. Jaga pergaulan dan pikiran dengan selektif memilih kawan dan bahan bacaan. Insya Allah, semakin kita bersungguh-sungguh menjaga diri dari maksiat, Allah akan mengaruniakan manisnya iman dan nikmatnya ibadah.
Keempat, perkuat taAT. Setelah membersihan diri dengan tobat, menjaganya dari maksiat, maka perindahlah ia dengan taat. Pastikan program ACM (Aku Cinta masjid), ACQ (Aku Cinta Quran), ACT (Aku Cinta Tahajud) dan ACS (Aku Cinta Sedekah/Shaum) menjadi program harian kita. Lakukan kebaikan di mana pun dan kapan pun. Berjuanglah mati-matian untuk menjadi ahli ibadah yang tangguh lagi ikhlas.
Kelima, tebatkan manfaAT. Menurut Nabi SAW sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Tidak inginkah kita menjadi hamba terbaik dalam pandangan Allah? Jika ingin, tebarkanlah sebanyak mungkin kebaikan. Kebaikan adalah tabungan. Semakin banyak kita melakukan kebaikan, hakikatnya semakin banyak pula tabungan kita di sisi Allah. Andai belum bisa melakukan hal-hal besar, lakukanlah hal-hal yang kita anggap kecil. Memungut sampah, mengongkosi orang, menyeberangkan orangtua, dsb. Pokoknya, tiada hari tanpa berbuat kebaikan. Siapa pun yang gemar menebarkan kebaikan, maka ia akan dicintai Allah dan disayangi manusia.
Jika kita konsisten mengamalkan 5 AT ini, hidup akan lebih bermakna, cinta kasih serta pertolongan Allah pun akan selalu menyertai gerak langkah kita. Insya Allah.

Berbuat Lebih untuk Mendapat Lebih

Berbuat Lebih untuk Mendapat Lebih


Untuk menjadi anggota pasukan khusus, seorang prajurit harus melewati gemblengan dan serangkaian ujian sangat berat. Latihan-latihan yang mereka laksanakan cenderung keras, menakutkan dan berisiko. Tidak hanya risiko terluka, cacat, bahkan risiko kematian harus mereka hadapi. Sulit sekali prajurit "biasa-biasa" yang latihannya biasa-biasa dapat menjadi anggota pasukan khusus.
Saudaraku, untuk menjadi manusia hebat, kita harus mau melakukan hal lebih dari biasanya. Untuk menjadi anggota Kopasus saja, latihannya demikian serius, apalagi kalau kita ingin menjadi hamba pilihan di hadapan Allah. Kita harus mau berbuat lebih dari sekadar biasa-biasa saja. Kalau shalat, lakukanlah shalat terbaik, awali dengan wudhu terbaik, tepat waktu, di masjid, berjamaah, shaf terdepan (khususnya untuk laki-laki), khusyuk, menggunakan pakaian yang baik dan bersih, wangi-wangian. Lengkapi pula shalat fardhu kita dengan shalat rawwatib. Sangat wajar kita melakukan yang terbaik, bukankah kita akan menghadap Dzat Yang Mahasempurna?
Kalau berzikir, lakukanlah zikir terbaik, jangan asal-asalan. Libatkan hati dan perasaan, jangan sekadar lisan saja. Kalau membaca Alquran, lakukan dengan cara terbaik, tartil dan penuh penghormatan, walau kita tidak paham artinya. Kalau bersedekah, lakukanlah sedekah terbaik, penuh keikhlasan, tidak menyakiti yang diberi. Kalau bekerja, lakukanlah dengan cara terbaik, tidak asal-asalan dan menunda-nunda. Jadilah kita seorang profesional atau seorang expert (ahli).
Demikian pula shaum Ramadhan yang tengah kita jalani, lakukanlah sebaik mungkin. Jangan mau shaum kita tergolong shaum biasa-biasa saja. Jangan sekadar shaum menahan lapar, haus dan kantuk saja. Namun kendalikan pula pancaindra, pikiran dan hati kita dari hal-hal yang dilarang agama. Raih pula semua keutamaan Ramadhan, jangan disia-siakan. Lakukan amal-amal utama Ramadhan sebaik mungkin. Jangan takut melakukan sesuatu yang lebih dari yang orang lain lakukan. Intinya, berbuatlah lebih dari sekadar biasa. Insya Allah, kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih pula.
Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak beramal atau sekadar melakukan yang biasa-bisa saja. Sebab Allah SWT telah menganugerahi kita be

ragam kelebihan dan potensi diri yang luar biasa. Bukankah kita diciptakan sebagai makhluk terbaik? Sebagaimana difirmankan dalam Alquran, Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS At Tiin [95]: 4).
Bahkan seorang saleh, Abu Tammam namanya, menyebut ketidaksungguhan sebagai aib yang sulit dimaafkan. Ia berkata, "Tidak ada aib yang kutemukan dalam diri manusia, melebihi aib orang-orang yang sanggup menjadi sempurna, namun tidak mau menjadi sempurna".
Saudaraku, mengapa Rasulullah SAW dan para sahabat menjadi manusia-manusia unggul--yang disegani manusia dan disayangi Allah? Salah satu sebabnya, mereka mau berbuat lebih dan selalu berusaha melakukan amal terbaik. Akhirnya, mereka pun mendapat karunia lebih. Semoga kita bisa meneladani mereka. Amin


Membangun Jiwa Mandiri

Membangun Jiwa Mandiri

Kehormatan dan kemuliaan yang sebenarnya adalah ketika hati kita bebas dari bergantung kepada selain Allah SWT. Perjuangan kita untuk menjaga harga diri dari meminta-minta kepada selain Allah adalah bukti kemuliaan kita. Jiwa mandiri adalah kunci harga diri. Satu hal yang telah hilang dari bangsa kita adalah harga diri. Betapa kita sangat bergantung kepada negara lain untuk pinjaman dan investasi. Tak aneh bila negara kita memiliki banyak utang sehingga mudah dipermainkan oleh negara yang meminjami utang tersebut.
Mengapa semua ini terjadi? Jawabnya, sebagian besar kita terlalu sibuk membangun aksesoris duniawi yang dianggap serba berharga. Kita tidak sibuk membangun harga diri. Tidak mengherankan apabila ada orang yang jabatannya tinggi, tapi perbuatannya rendah dan nista. Atau ada yang hartanya banyak, tapi jiwanya miskin. Kita terlalu menganggap topeng dunia sebagai sumber kemuliaan dan harga diri.
Sudah menjadi keniscayaan, setiap kita bergantung kepada selain Allah, pasti kita akan takut kalau sandaran itu diambil orang. Bila kita dengan sepenuh hati bergantung kepada Allah SWT, maka yakinlah bahwa Allah tidak akan mengabaikan orang yang bersungguh-sungguh berharap kepada-Nya. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman, "Apabila seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari. Apabila ia mendekati-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatinya satu hasta".
Dari sini jelas bahwa kehormatan dan kemuliaan yang sebenarnya adalah ketika hati kita bebas dari bergantung kepada selain Allah. Perjuangan kita untuk menjaga harga diri dengan tidak meminta-minta kepada selain Allah adalah bukti kemuliaan sejati. Jiwa mandiri adalah kunci harga diri. Orang yang mandiri, hidupnya akan bebas dan merdeka.
Keuntungan lain dari sikap mandiri adalah tumbuhnya rasa percaya diri. Kemandirian akan sumber kekuatan dan vitalitas dalam perjuangan. Orang yang percaya diri bisa melakukan pekerjaan jauh lebih banyak, kata-katanya jauh lebih bermakna, dan waktunya akan jauh lebih efektif daripada orang selalu bergantung kepada orang lain.
Dengan bersikap mandiri hidup akan terasa lebih tenang. Seorang istri tidak akan pernah khawatir ditinggal oleh suaminya, bila ia memiliki sikap mandiri. Ia tahu bahwa semua rezeki sudah diatur secara adil oleh Allah SWT. Tak ada satu pun makhluk kecuali sudah ditetapkan rezekinya. Tugas kita adalah menjemput dan mencari berkah dari karunia Allah SWT tersebut.
Kita harus mulai bangkit menjadi bangsa yang mandiri. Bangsa yang mandiri tidak akan pernah terwujud selama pribadi-pribadi yang menyusun bangsa tersebut tidak pernah belajar menjadi pribadi yang mandiri. Apa kuncinya? Pertama, mandiri adalah sikap mental. Jadi seseorang harus memiliki tekad kuat untuk menjadi orang yang mandiri. Dalam hidup yang hanya sekali ini, kita harus terhormat dan jangan menjadi budak dari apapun selain Allah SWT. Tekadkan terus untuk selalu menjaga kehormatan diri dan pantang menjadi beban. Andai pun hidup kita membebani orang lain, kita harus berusaha membalas dengan apa-apa yang bisa kita lakukan. Ketika kita membebani orang tua, maka harga diri kita adalah membalas kebaikan mereka. Begitupun kepada guru, teman, atau tetangga. Jangan sampai diri kita terhina karena menjadi benalu atau peminta-minta yang hanya bisa menyusahkan orang lain.
Kedua, kita harus memiliki keberanian. Berani apa? Berani mencoba dan berani memikul risiko. Hanya dengan keberanian orang bisa bangkit untuk mandiri. Tidak pernah kita berada di atas tanpa terlebih dahulu memulai dari bawah. Adalah mimpi menginginkan hidup sukses tanpa mau bersusah payah dan berkorban.
Sungguh, dunia ini hanyalah milik para pemberani. Kesuksesan, kebahagiaan, dan kehormatan sejati hanyalah milik pemberani. Orang pengecut tidak akan pernah mendapatkan apa-apa karena ia melumpuhkan kekuatannya sendiri. Kejarlah dunia ini dengan keberanian. Lawanlah ketakutan dengan keberanian. Takut gelap, berjalanlah di tempat gelap. Takut berenang, segeralah menceburkan diri ke air. Semakin kita mampu melawan rasa takut, rasa malas, dan rasa tidak berdaya, maka akan semakin dekat pula keberhasian itu dengan diri kita. Semakin sering kita melawan rasa takut, insya Allah keberanian akan muncul perlahan-lahan. Tentu semua ada risikonya, tapi inilah harga yang harus kita bayar dalam mengarungi hidup. Kalau kita tidak mau membayar harganya, kita tidak akan pernah mendapatkan apa yang kita inginkan.
Ketiga, nikmatilah proses. Segalanya tidak ada yang instan, semua membutuhkan proses. Menjalani proses adalah sunatullah. Negeri ini tidak mungkin berubah dalam sehari atau dua hari. Kita harus belajar menikmati proses perjuangan, menikmati tetesan keringat dan air mata. Perjuangan adalah nilai kehormatan kita yang sesungguhnya. Kita jangan terlalu memikirkan hasil. Tugas kita adalah melakukan yang terbaik. Allah tidak akan memandang hasil yang kita raih, tapi Ia akan memandang dan menilai kegigihan kita dalam berproses. Keterpurukan yang menimpa bangsa kita, salah satu penyebabnya adalah karena kita ingin segera mendapatkan hasil. Padahal, tidak mungkin ada hasil, tanpa memperjuangkannya terlebih dahulu.
Kita tidak tahu kapan negeri ini akan bangkit. Tetapi bagaimana pun kita harus memulai dengan sesuatu. Ingatlah selalu kisah seorang kakek yang dengan semangat menanam pohon kurma. Ketika ditanya untuk apa ia melakukan semua itu, ia menjawab, "Bukankah kita makan kurma sekarang ini karena jasa orang-orang yang sudah meninggal. Kenapa kita tidak mewariskan sesuatu untuk generasi sesudah kita?".
Namun, jangan sampai kegigihan dan kemandirian yang kita lakukan mendatangkan rasa ujub akan kemampuan diri. Proses kemandirian yang sejati harus membuat kita tawadhu, rendah hati. Sertailah kegigihan kita untuk mandiri dengan rasa tawadhu dan tawakal kepada Allah SWT, karena tidak ada sedikit pun kekuatan dalam diri kita kecuali dengan kekuatan dari Allah Yang Mahakuat.
Intinya, kemandirian bukan untuk berbangga diri, tapi harus membuat kita lebih memiliki harga diri, bisa berprestasi, dan tidak membuat kita tinggi hati. Wallahua'lam bish-shawab.

Meneladani Yang Mahabesar

Meneladani Yang Mahabesar


Semoga Allah Yang Mahabesar mengaruniakan kemampuan pada kita untuk mengenal diri, sehingga kita tidak tertipu topeng duniawi. Saudaraku, mengenal diri adalah syarat untuk menjadi lebih baik. Tidak mungkin kita bisa memperbaiki orang lain, kalau kita tidak bisa memperbaiki diri. Tidak mungkin kita bisa memperbaiki diri, kalau kita tidak berani jujur terhadap diri sendiri.
Allah adalah Al Kabir; Dzat Yang Mahabesar. Jagat raya yang demikian besar sepenuhnya ada dalam genggaman Allah. Demikian pula galaksi, matahari, planet, bumi, dan manusia yang menghuninya ada dalam genggaman Allah SWT. Semua itu teramat kecil dan tak berharga dalam pandangan Allah. Kalau dunia ini seharga sayap nyamuk saja, niscaya Allah tidak akan memberikan kekayaan kepada orang-orang kafir. Itulah sedikit makna Allahu Akbar; Allah Yang Mahabesar.
Karena itu, tatkala kita mendengar kumandang adzan, harusnya semua urusan duniawi menjadi kecil. Bisnis, rapat, pekerjaan, atau uang semuanya menjadi kecil. Allahlah Yang Mahabesar, hingga kita bersegera menuju panggilan tersebut. Begitu pun saat berperang. Seruan Allahu Akbar seharusnya menjadikan musuh-musuh kita menjadi kecil. Dengan memaknai Allahu Akbar tidak akan terlintas dalam diri kita untuk menjadi pengecut dan mundur dari pertempuran. Musuh adalah bonus yang diberikan Allah. Musuh adalah ladang amal. Orang yang mengenal Allah akan menjadikan kalimat laa khaufun 'alaihim walaahum yahzanun. Tidak ada yang ditakuti kecuali Allah, sebagai prinsip hidupnya.
Menganggap dunia kecil, bukan berarti kita harus meremehkannya. Tujuannya, kita harus mengantisipasi agar tidak menjadi penjilat. Boleh kita bergaul rapat dengan manusia, tapi hati kita jangan pernah berharap dari mereka. Harapan kita hanya kepada Allah semata.
Bila kita mengenal Allah Dzat Yang Mahabesar, maka tidak ada lagi tempat untuk merasa besar. Konsekuensinya bagai pipa U. Semakin mengangkat diri, maka akan semakin jatuh pula kita dibuatnya. Sebaliknya, semakin kita menekan diri ke bawah (rendah hati), maka akan semakin naik pula harga diri kita. Allah SWT sudah mendesain hati kita untuk tidak menyukai kesombongan dan menyukai orang rendah hati. Pertanyaannya, kita termasuk orang yang mana?
Saudaraku, sesungguhnya ingin dihormati adalah salah satu sifat manusia. Karena itu, ketika ia datang menghampiri, segera kita membelokkan. Cukuplah pujian dan penilaian Allah saja. Semakin kita tidak condong kepada dunia, maka kita akan semakin bahagia dalam hidup. Saya teringat sebuah pesan dari seorang alim. "Kamu akan nikmat dalam hidup dan dicukupi kebutuhannya. Satu saja syaratnya, jangan pernah berharap kepada makhluk." Karena itu, sesulit apapun situasi yang kita hadapi, kita harus mati-matian menjaga kehormatan diri. Kalau kita sudah menengadahkan tangan kepada manusia, pasti jatuh harga diri kita. Boleh saja kita terbatas ekonominya, tapi jangan sekali-kali kita membatasi harga diri kita. Inilah kekuatan iman. Keyakinan akan pertolongan Dzat Yang Mahabesar. Wallaahu a'lam